Apakah yang dimaksud dengan perilaku abnormal?
Tidak ada satu karakter tunggal yang
menghasilkan definisi memuaskan. Namun, secara bersama-sama memberikan kerangka
kerja yang bermanfaat untuk mendefinisikan abnormalitas. Perilaku abnormal
dapat dijelaskan kedalam beberapa karakteristik sebagai berikut. Salah satu
aspek dari perilaku abnormal adalah perilaku tersebut jarang ditemukan atau
dapat dikatakan bahwa perilaku tersebut masuk dalam kategori Kejarangan Statistik (Deviant). Kurva
normal, atau kurva berbentuk lonceng, menempatkan mayoritas manusia di bagian
tengah dalam kaitan dengan karakeristik tertentu. Sangat sedikit yang berada di
kedua bagian ekstrem. Perkataan yang mengungkapkan bahwa seseorang dianggap
normal merujuk bahwa orang tersebut tidak menyimpang jauh dari rata-rata pola
trait atau perilaku tertentu. Walaupun beberapa perilaku atau karakteristik
yang jarang terjadi yang terdapat pada orang-orang tertentu kita anggap sebagai
sesuatu yang abnormal, dalam beberapa kasus tidak terdapat hubungan sama
sekali. Hanya beberapa perilaku tertentu yang jarang terjadi, seperti mengalami
halusinasi atau depresi mendalam, masuk dalam lingkup bahasan ini.
Karakteristik lain yang
dipertimbangkan dalam menentukan abnormalitas adalah apakah perilaku tersebut Melanggar Norma sosial atau
mengancam atau mencemaskan mereka yang mengamatinya. Perilaku antisosial sesuai
dengan definisi ini, sebagaimana juga ritual kompleks yang dilakukan penderita
obsesif kompulsif dan percakapan pasien psikotik dengan suara hayalan. Namun,
tetap saja komponen perilaku ini terlalu luas sekaligus terlalu sempit. Pelaku
kejahatan dan pria/wanita tuna susila melanggar norma sosial, namun umumnya
tidak selalu dipelajari dalam bidang psikologi abnormal. Dan orang yang sangat
pencemas, yang umumnya dinilai sebagai karakter utama dalam bidang psikologi
abnormal, umumnya tidak melanggar norma sosial dan tidak akan mengganggu banyak
orang yang mengamatinya. Selain itu, keragaman budaya dapat mempengaruhi
bagaimana orang-orang memandang norma sosial dalam satu budaya mungkin dianggap
abnormal dalam budaya lain.
Karakteristik selanjutnya dari
beberapa bentuk abnormalitas adalah tekanan atau Distress pribadi. Yaitu, perilaku dinilai abnormal jika
menciptakan tekanan dan siksaan besar pada orang yang mengalaminya. Distress
pribadi jelas sesuai dengan banyak bentuk abnormalitas yang akan dibahas dalam
blog ini. Orang-orang yang mengalami gangguan kecemasan dan depresi
benar-benar sangat menderita. Namun, tidak seperti duka cita yang merupakan
respon normal karena kehilangan orang yang dicintai. Penderitaan yang paling
relevan dengan psikopatologi merupakan merupakan kondisi yang berlebihan bila
ditilik dari situasi yang dihadapi. Beberapa gangguan juga tidak selalu
menyebabkan distress. Psikopat, sebagai contoh, memperlakukan orang lain dengan
tanpa perasaan dan mungkin terus-menerus, melanggar hokum, dan tanpa sedikit
pun merasa bersalah, menyesal, ataupun cemas.
Perilaku abnormal sering kali
menyebabkan Disabilitas atau
Disfungsi (perilaku). Disabilitas, yaitu ketidakmampuan individu dalam
beberapa bidang penting dalam hidup. Tetapi, tidak semua distress atau
disabilitas masuk dalam kategori abnormalitas. Distress dan abnormalitas
seringkali dianggap abnormal bila hal tersebut merupakan Respon Yang Tidak Diharapkan
(Unexpectedness) terhadap stressor lingkungan.
Comments
Post a Comment