Posts

Showing posts from February, 2014

EATING DISORDER (ANOREXIA NERVOSA - BULIMIA NERVOSA)

Image
Banyak budaya yang disibukkan dengan urusan makan. Dewasa ini, restoran dengan berbagai menu makanan menjamur. Demikian juga dengan tempat-tempat makan cepat saji, dan banyak majalah serta program televisi khusus tentang masak-memasak. Pada saat yang sama, banyak orang yang mengalami kelebihan berat badan. Pengaturan pola makan untuk menurunkan berat badan merupakan hal umum, dan menjadi keinginan banyak orang terutama perempuan. Untuk bertubuh langsing telah menciptakan bisnis bernilai jutaan dolar setahun. Melihat minat yang sangat besar terhadap makanan dan makan itu sendiri, tidak mengherankan bahwa aspek perilaku manusia ini dapat mengalami gangguan. Gangguan makan yang sering menjadi perbincangan adalah anoreksia dan bulimia nervosa. Apa dan bagaimana sebenarnya gangguan ini bisa terjadi?

POSTRAUMATIC STRESS DISORDER - PTSD

Image
GANGGUAN TRAUMATIS A. TRAUMA Menurut DSM-IV-TR (American Psychiatric Association, 2000), trauma adalah suatu keadaan yang meliputi kenyataan atau perasaan ancaman kematian atau   cedera serius terhadap seseorang atau orang lain. Kriteria lain untuk trauma adalah bahwa individu harus merespon suatu peristiwa tersebut dengan ketakutan yang intens, horor, atau merasa tidak berdaya. Berdasarkan versi sebelumnya dari DSM, trauma didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang terjadi di luar pengalaman manusia normal. Namun, penelitian mendukung bahwa peristiwa yang lazim memiliki kemungkinan lebih tinggi menyebabkan trauma, seperti termasuk di dalamnya adalah peristiwa kematian mendadak orang yang dicintai atau penyakit akut yang mengancam, dapat mengakibatkan gejala yang sama seperti yang disebutkan di atas. (misalnya, Breslau et al., 1998). Dengan demikian, definisi trauma direvisi untuk memasukkan peristiwa   tersebut dan dimodifikasi untuk menyertakan respon individu sebagai el

OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER - OCD

Image
Dari waktu ke waktu, sebagian besar orang mengalami pemikiran yang tidak sesuai dengan sistem nilai mereka. Misalnya, merasa terkontaminasi, rumah terbakar, atau melukai orang lain. Beberapa pemikiran tersebut munkin merupakan sarana pencegahan atau sebuah peringatan tentang adanya bahaya. Tetapi hal itu biasanya dipandang tidak perlu dan segera disingkirkan. Tetapi ada beberapa orang yang bereaksi terhadapnya secara berlebihan. Mereka menjadi sangat cemas dan berusaha menetralkan keadaan dengan “ritual”. Misalnya, mereka berulang-ulang melakukan pencucian, pemeriksaan, dan memiliki pola pikir yang rumit. Tetapi, ritual tersebut justru melumpuhkan dan memperkuat pemikiran yang tidak dikehendaki. Kadang-kadang, siklus tersebut berkembang menjadi obsessive-compulsive disorder (OCD).  

PHOBIA

Image
Secara psikopatologis Phobia didefinisikan sebagai gangguan, ketakutan–ditengahi dengan penghindaran, bahaya di luar proporsi pada benda atau situasi terterntu, dan pastinya, dikenali oleh penderitanya sebagai ketakutan tanpa dasar. Sebuah fobia (dari bahasa Yunani : φόβος , Phobos, yang berarti "rasa takut" atau "takut mengerikan") adalah irasional, intens dan terus-menerus takut kegiatan situasi tertentu, benda, binatang, atau orang. Ketika ketakutan di luar itu kontrol satu, dan jika yang dikhawatirkan adalah mengganggu kehidupan sehari-hari, maka diagnosis di bawah salah satu gangguan kecemasan dapat dibuat. Hal ini disebabkan oleh apa yang disebut, stimulus netral, tidak berkondisikan, dan dikondisikan, yang memicu respon. Fobia dikenal sebagai respons emosional belajar karena pengalaman hidup sulit. Fobia umumnya terjadi ketika rasa takut dihasilkan oleh situasi yang mengancam ditransmisikan ke situasi yang serupa lainnya, sementara ketakutan asli seri

Indonesia The Pacific Ring Of Fire

Image
Indonesia merupakan kawasan yang rawan bencana alam. Selama ini, penanggulangan bencana di Indonesia kurang melibatkan masyarakat secara aktif. Masyarakat seringkali diperlakukan sebagai penerima bantuan pasif yang tidak dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan penanggulangan bencana. Banyaknya korban jiwa maupun harta benda dalam peristiwa bencana yang selama ini terjadi, lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman pemerintah dan masyarakat terhadap potensi kerentanan bencana serta upaya mitigasinya (Pristanto, 2010). Kesadaran dapat terbentuk dari pengalaman tetapi masyarakat kurang merespon pengalaman ini sebagai pengetahuan sehingga pemahaman masyarakat tentang mitigasi bencana masih kurang. Penanganan bencana di daerah lebih banyak bersifat responsive (bertindak ketika bencana telah terjadi), belum sepenuhnya preventif (antisipasi pengurangan resiko sebelum bencana terjadi). Indonesia sendiri merupakan wilayah yang paling rawan terhadap bencana di

Erupsi Gunung Kelud 13 Februari 2014

Image
Malam itu, Kamis 13 Februari 2014, aku sedang berada di peraduan untuk sejenak beristirahat dalam rangka mempersiapkan diri berangkat ke Kota Surabaya pagi buta esok hari. Aku masih ingat, malam itu jam menunjukkan pukul 22.00 WIB ketika aku masih terjaga. Aku berencana untuk tidur sesaat dan kemudian bangun mendekati sepertiga malam pertama untuk menyiapkan diri dan barang-baran yang akan ku bawa. Tapi, tiba-tiba saja terdengar suara ramai dari depan rumah. Aku juga mendengar suara kedua orangtuaku. Bersamaan dengan itu aku juga mendapat sebuah pesan singkat dari kekasihku yang mengatakan bahwa Gunung Kelud sudah meletus. Aku setengah tak percaya dan kaget. Meskipun memang sedari tadi yang menjadi bahasan kami adalah ihwal Gunung Kelud. Padahal, aku sendiri juga yang mengatakan padanya bahwa Gunung Kelud sudah naik status dari siaga menjadi awas beberapa jam sebelumnya.

Kategori Skizofrenia dalam DSM-IV-TR

Image
Tiga gangguan skizofrenik yang tercantum dalam DSM-IV-TR (disorganisasi, katatonik, dan paranoid) pertama kali dikemukakan oleh Kraepelin bertahun-tahun lalu. Berikut pemaparannya:   Skizofrenia Disorganisasi Bentuk hebefrenik skizofrenia yang dikemukakan Kraepelin disebut skizofrenia disorganisasi dalam DSM-IV-TR. Cara bicara mereka mengalami disorganisasi dan sulit dipahami oleh pendengar. Pasien dapat berbicara secara tidak runut, menggabungkan kata-kata yang terdengar sama dan bahkan menciptakan kata-kata baru, seringkali disertai kekonyolan dan tawa. Ia dapat memiliki afek datar atau terus menerus mengalami perubahan emosi, yang dapat meledak menjadi tawa atau tangis yang tidak dapat dipahami. Pasien ini benar-benar mengabaikan penampilannya.

Carl Gustav Jung (1875-1961)

Image
Review Struktur Psyche Jung Jung tidak berbicara tentang kepribadian melainkan tentang psyche . Adapun yang dimaksud psyche ialah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi jiwa manusia terdiri dari alam sadar (kesadaran) dan alam tidak sadar (ketidaksadaran). Kedua alam itu berhubungan secara kompensatoris (Sumadi Suryabrata, 2000; 156). Batas antara kedua alam itu tidak tetap, melainkan dapat berubah-ubah, artinya luas daerah kesadaran atau ketidak sadaran dapat bertambah atau berkurang. Dalam kenyataannya daerah kesadaran itu hanya merupakan sebagian kecil dari alam kejiwaan. Keseluruhan kepribadian (psike), sebagaimana disebut oleh Jung, terdiri dari sejumlah sistem yang berbeda namun saling berinteraksi. Sistem-sistem yang terpenting adalah; ego, kesadaran pribadi beserta kompleks-kompleksnya, ketidaksadaran kolektif beserta arkhetipus-arkhetipusnya, persona, anima dan animus, dan baying-bayang . Di samping sistem-sistem ya

Skizofrenia

Image
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku (pikiran yang terganggu, di mana berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara logis; persepsi dan perhatian yang keliru; afek yang datar dan tidak sesuai; dan berbagai gangguan aktivitas motorik yang bizarre . Pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering kali masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi. Meskipun kadang berawal pada masa kanak-kanak, gangguan ini biasanya muncul pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa, agak lebih awal pada kaum laki-laki daripada kaum perempuan. Usia timbulnya gangguan tampaknya semakin muda dalam beberapa decade terakhir (DiMaggio dkk., 2001). Orang-orang yang menderita skizofrenia umumnya mengalami beberapa episode akut simtom-simtom; di antara setiap episode mereka sering mengalami simtom-simtom yang tidak terlalu parah, namun tetap sangat mengganggu keberfungsian mereka (Kos

Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD)

Image
Hypoactive sexual desire disorder (HSDD) dianggap sebagai   disfungsi seksual   dan terdaftar dibawah Gangguan Seksual dan Identitas Gender dari   DSM-IV . Dalam DSM-III HSDD ini masih disebut Inhibited Sexual Desire Disorder , namun kemudian berubah menjadi HSDD saat DSM-III-R.   HSDD dicirikan dengan berkurangnya atau tidak adanya fantasi seksual dan keinginan untuk melakukan aktivitas seksual untuk beberapa periode waktu. Dalam   versi awal DSM, hanya ada dua disfungsi seksual yang terdaftar, yaitu frigiditas (untuk perempuan) dan impotensi (untuk laki-laki). Pada tahun 1970,   Masters dan Johnson   menerbitkan buku yang berjudul Human Sexual Inadequacy  yang menggambarkan disfungsi seksual, termasuk disfungsi yang berhubungan dengan fungsi alat kelamin seperti ejakulasi dini dan impotensi untuk pria, serta anorgasme dan   vaginismus   untuk perempuan.

Somatoform Disorder

Image
Apakah yang dimaksud dengan Somatoform Disorder ? Dalam gangguan somatoform masalah-masalah psikologis muncul dalam bentuk gangguan fisik (soma = tubuh). Somatoform disorder adalah suatu kelompok gangguan yang ditandai dengan keluhan tentang masalah atau simtom fisik yang penyebab gangguan fisiknya tidak dapat dijelaskan secara medis (misalnya nyeri, mual, dan pening/sakit kepala). Berbagai simtom dan keluhan somatik tersebut serius, sehingga menyebabkan stres emosional dan gangguan untuk dapat berfungsi dalam kehidupan sosial dan pekerjaan. Simtom-simtom fisik gangguan somatoform, yang tidak dapat dijelaskan secara fisiologis dan tidak berada dalam kesadaran, diduga terkait dengan faktor-faktor psikologis. Sehingga dapat diasumsikan memiliki penyebab psikologis.

The Diffrencess Between Disaster Preparedness Based On Self-Efficacy Level of Primary School Age Children in Disaster Areas

Perbedaan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Ditinjau Dari Tingkat Self-Efficacy Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Daerah Dampak Bencana Gunung Kelud ( The Diffrencess Between Disaster Preparedness Based On Self- Efficacy Level of Primary School Age Children in Disaster Areas) Fima Herdwiyanti A. email: fima1006@gmail.com Drs. Sudaryono, SU email: sdynwwtim@yahoo.com Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract. The purpose of this study was to determine whether there is a difference disaster preparedness based on self- efficacy level of primary school age children in disaster areas. This study used two scales as the primary data collection tool . Disaster preparedness scale developed by the author based on eight dimensions of disaster preparedness proposed by Sutton & Tierney (2006) and set of General Self-Efficacy scale developed by Schwarzer & Jerusalem (1979). Disaster preparedness scale a total of 27 aitem comprising 18 aitem favorable a

Mendung, Gerimis, Hujan, dan Pelangi

Image
Kisah ini adalah antara aku dan kamu, kotaku dan kotamu, hatiku dan hatimu. Walaupun jarak memisahkan kita, hati ini tetap terjaga untukmu. Jarak ini ada agar rindu menjadi semakin indah saat menantikan kedatanganmu. Yah, aku tahu, Long Distance Relationship (LDR) memang identik dengan yang namanya Lelah Disiksa Rindu. LDR itu pilihan, di mana kita harus saling setia, saling memberi kepercayaan, dan pengertian. Kita saling melihat bintang dan bulan yang sama, tapi kita tidak sedang bersama, berpijak di kota yang sama. Tidak semua orang bisa dan sanggup merasakan seperti ini, hanya orang-orang terpilih saja yang mampu menjalaninya. Pertama kali aku melihat sosokmu dari kejauhan di sudut jalan, ada sedikit rasa benci dan marah yang muncul dalam diriku. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, siapa sangka kalau akhirnya sekarang aku malah jadi cinta mati denganmu. Berpisah denganmu pun aku tak sanggup. Kamu menjadi inspirasiku, sosok yang menjadi pelangi dalam hidupku. Tapi, kam

Another Love Story (Draft 2)

Image
            Sudah lama sejak terakhir ia merasakan cinta dalam hatinya. Yah, cinta memang telah lama berlalu bagi gadis belia yg baru beranjak dewasa ini. Ayu, Ayu Saraswati namanya. Gadis kelahiran Bandung yang kini telah genap berusia 20 tahun. Ia menempuh bangku kuliah jauh dari kota kelahirannya dan memilih Yogyakarta sebagai destinasi belajarnya. Kota pelajar yang kaya akan budaya serta keindahan dan keanekaragaman obyek wisatanya. Sebagai mojang Bandung tak heran kalau Ayu memiliki paras yang cantik, sesuai dengan namanya. Namun paras cantik tak selalu menjadi jaminan bahwa urusan percintaannya juga akan berjalan secantik parasnya. Ia pernah mengalami beberapa kali sakit hati karena lelaki. Pengalamannya ini membuatnya sedikit ragu untuk kembali menjalin kasih dengan pria. Hal ini pulalah yang membuatnya ingin merasakan suasana baru dengan meninggalkan sejenak kota kelahirannya sekaligus melanjutkan pendidikannya.

Another Love Story (Draft 1)

Image
Ayu, Ayu Saraswati namanya. Gadis kelahiran Kota Bandung yang kini telah genap berusia 20 tahun. Ia memilih Kota Yogyakarta sebagai destinasi belajarnya. Kota pelajar yang kaya akan budaya serta keindahan dan keanekaragaman obyek wisatanya sebagai daya tarik tersendiri. Sebagai mojang Bandung tak heran kalau Ayu memiliki paras yang cantik, sesuai dengan namanya. Namun paras cantik tak selalu menjadi jaminan bahwa urusan percintaannya juga akan berjalan secantik parasnya. Ia pernah mengalami beberapa kali sakit hati karena lelaki. Pengalamannya ini membuatnya sedikit ragu untuk kembali menjalin kasih dengan pria. Hal ini pulalah yang membuatnya ingin merasakan suasana baru dengan meninggalkan sejenak kota kelahirannya sekaligus melanjutkan pendidikannya. Ayu kini tengah menjalani semester ketiganya di Fakultas Psikologi Universitas Gajahmada. Ia bukanlah tipe yang suka berorganisasi, tapi ia juga tidak terlalu menutup diri dengan kegiatan non akademik di kampusnya. Beberapa k