Carl Gustav Jung (1875-1961)



Review Struktur Psyche Jung
Jung tidak berbicara tentang kepribadian melainkan tentang psyche. Adapun yang dimaksud psyche ialah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi jiwa manusia terdiri dari alam sadar (kesadaran) dan alam tidak sadar (ketidaksadaran). Kedua alam itu berhubungan secara kompensatoris (Sumadi Suryabrata, 2000; 156).
Batas antara kedua alam itu tidak tetap, melainkan dapat berubah-ubah, artinya luas daerah kesadaran atau ketidak sadaran dapat bertambah atau berkurang. Dalam kenyataannya daerah kesadaran itu hanya merupakan sebagian kecil dari alam kejiwaan.
Keseluruhan kepribadian (psike), sebagaimana disebut oleh Jung, terdiri dari sejumlah sistem yang berbeda namun saling berinteraksi. Sistem-sistem yang terpenting adalah; ego, kesadaran pribadi beserta kompleks-kompleksnya, ketidaksadaran kolektif beserta arkhetipus-arkhetipusnya, persona, anima dan animus, dan baying-bayang. Di samping sistem-sistem yang saling tergantung ini terdapat sikap-sikap introversi dari ekstraversi, serta fungsi-fungsi pikiran, perasaan, pendirian, dan intuisi. Akhirnya terdapat diri (self) yang merupakan pusat dari seluruh kepribadian (Calvin S.Hall&Gardner Lindzey, 1993; 182).


1)      Struktur Kesadaran
Mempunyai dua komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing memiliki  peranan penting dalam orientasi manusia dalam dunianya.
a)      Fungsi Jiwa
Merupakan bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Pada dasarnya manusia memiliki keempat fungsi itu, namun biasanya hanya salah satu fungsi saja yang paling berkembang (dominan), merupakan fungsi superior yang menentukan tipe orangnya. Fungsi-fungsi jiwa menurut Jung:
Fungsi Jiwa         Sifatnya                       Cara bekerjanya
Pikiran                 rasional                        dengan penilaian: benar-salah
Perasaan              rasional                        dengan penilaian: senang-tidak senang
Pengindraan        irrasional                      tanpa penilaian: sadar-indriah
Intuisi                  irrasional                      tanpa penilaian: tak sadar-naluriah

Oleh karena itu tujuan yang ideal dari perkembangan kepribadian ialah membawa keempat fungsi pokok itu dalam sinar kesadaran, sehingga tercapailah manusia bulat, yaitu manusia “sempurna”.
b)      Sikap Jiwa
Merupakan arah dari energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia pada dunianya. Arah aktivitas energi psikis maupun orientasi manusia pada dunianya dapat keluar maupun kedalam.
Berdasarkan sikap jiwanya manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu;
§  manusia bertipe ekstravers
§  manusia bertipe introvers
c)      Tipologi Jung
Berdasarkan dari dua komponen pokok kesadaran diatas, terdapat delapan tipe empat tipe ekstravers dan empat tipe introvers. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Sikap Jiwa
Fungsi Jiwa
Tipe
Ketidaksadarannya
Ekstravers
Pikiran
Pemikir ekstravers
Perasa introvers
Perasaan
Perasa ekstravers
Pemikir introvers
Pendirian
Pendria ekstravers
Intuitif introvers
Intuisi
Intuitif ekstravers
Pendria introvers
Introvers
Pikiran
Pemikir introvers
Perasa ekstravers
Perasaan
Perasa introvers
Pemikir ekstravers
Pendirian
Pendria introvers
Intuitif ekstravers
Intuisi
Intuitif introvers
Pendria ekstravers

Pada kenyataannya tipe-tipe murni seperti digambarkan diatas jarang sekali terdapat dalam kenyataan. Variasi tipe-tipe tersebut pada kenyataannya lebih banyak daripada yang digambarkan itu; disamping tipe-tipe pokok tersebut dapat ditemukan tipe-tipe campuran.

d)      Persona
Adapun yang dimaksud persona oleh Jung adalah cara individu dengan sadar menampakkan diri keluar (ke dunia sekitarnya). Jung sendiri memberi batasan persona sebagai “kompleks fungsi-fungsi yang terbentuk atas dasar pertimbangan-pertimbangan penyasuaian, tetapi tidak sama dengan individualitas.” Persona itu merupakan kompromi antara individu dan masyarakat, antara struktur batin sendiri dengan tuntutan-tuntutan sekitar mengenai bagaimana seharusnya seseorang berbuat.

2)      Struktur Ketidaksadaran
a)      Ketidaksadaran Pribadi
Ketidaksadaran pribadi berisikan hal-hal yang diperbolehkan oleh individu selama hidupnya. Ini meliputi hal-hal yang terdesak atau tertekan (“kompleks terdesak”) dan hal-hal yang terlupakan (bahan-bahan ingatan) serta hal-hal yang teramati, terpikir dan terasa dibawah ambang kesadaran.Kecuali itu juga termasuk dalam lingkungan ini apa yang terkenal dengan istilah prasadar dan dibawah sadar.
Kalau digambarkan kesadaran terletak diatas dan ketidaksadaran berada dibawah maka dapat dikatakan: alam prasadar pribadi yang paling atas dan paling dekat dengan kesadaran, sedangkan alam bawah sadar merupakan batas ketidaksadaran pribadi yang paling bawah dan paling dekat dengan ketidaksadaran kolektif.
b)      Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif mengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya, yaitu pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasi yang terdahulu. Ketidaksadaran adalah tidak disadari, pengetahuan mengenai ketidaksadaran itu diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui manifestasi dari isi-isi ketidaksadaran itu. Manivestasi ketidaksadaran itu dapat berbentuk symptom dan kompleks, mimpi, archetypus.
Ø  Symptom dan kompleks
Merupakan gejala-gejala yang masih dapat disadari. Symptom adalah “gejala dorongan” dari jalannya energi yang normal, yang dapat berbentuk symptom kejasmanian maupun kejiwaan. Symptom adalah tanda bahaya, yang memberi tahu bahwa ada sesuatu dalam kesadaran yang kurang, dan karenanya perlu perluasan ke alam tak sadar.
Kompleks-kompleks adalah bagian kejiwaan kepribadian yang telah terpecah dan lepas dari penilikan (kontrol) kesadaran dan kemudian mempunyai kehidupan sendiri dalam kegelapan alam ketidaksadaran, yang selalu dapat menghambat atau memajukan prestasi-prestasi kesadaran.
Ø  Mimpi, fantasi, khayalan
Bagi Jung mimpi mempunyai fungsi konstruktif, yaitu mengkompensasikan keberat-sebelahan dari konflik. Mimpi tidak hanya merupakan manifestasi hal yang patologis, seperti kata Freud dan Adler, tetapi sering merupakan manifestasi dari ketidaksadaran kolektif, dan juga mempunyai arti profetis. Selain mimpi Jung juga mengemukakan pula fantasi (phantasie) medan khayalan (vision) sebagai bentuk manifestasi ketidaksadaran.
Ø  Archetypus
Merupakan bentuk pendapat instinktif dan reaksi instinktif terhadap situasi tertentu, yang terjadi diluar kesadaran. Archetypus ini dibawa sejak lahir dan tumbuh pada ketidaksadaran kolektif selama perkembangan manusia (sebagai jenis), jadi tidak tergantung pada manusia perseorangan. Archetypus merupakan pusat serta medan tenaga dari ketidaksadaran yang dapat mengubah sikap kehidupan sadar manusia.
c)      Beberapa bentuk khusus Isi Ketidaksadaran
Ø  Bayang-bayang
Terbentuk dari fungsi inferior serta sikap jiwa yang inferior, yang karena pertimbangan-pertimbangan moral atau pertimbangan-pertimbangan lain dimasukkan kedalam ketidaksadaran, karena tidak serasi dengan kehidupan alam sadaranya.
Ø  Proyeksi : Imago
Jung mengartikan Proyeksi adalah “dengan secara tidak sadar menempatkan sisi-sisi batin sendiri pada objek-objek diluar dirinya. Sedangkan isi kejiwaan yang diproyeksikan kepada orang lain itu disebut imago.
Ø  Anima dan Animus
Imago yang terpenting pada orang dewasa adalah animus bagi orang perempuan dan anima pada orang laki-laki, yaitu sifat-sifat atau kualitas-kualitas jenis kelamin lain yang ada dalam ketidaksadaran manusia.


Dinamika Psyche atau Kepribadian
Jung berpendapat, bahwa struktur psyche itu tidak statis, melainkan dinamis, dalam gerak yang terus-menerus. Dinamika ini disebabkan oleh energi psikis yang disebut libido. Libido itu tidak lain dari intensitas kejadian psikis, yang hanya dapat diketahui lewat peristiwa-peristiwa paikis itu.


DAFTAR PUSTAKA
Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. (2000). Psikologi Kepribadian 1 Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Jogjakarta: Kanisius.
Suryabrata, Sumadi. (2000). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Comments