PHOBIA


Secara psikopatologis Phobia didefinisikan sebagai gangguan, ketakutan–ditengahi dengan penghindaran, bahaya di luar proporsi pada benda atau situasi terterntu, dan pastinya, dikenali oleh penderitanya sebagai ketakutan tanpa dasar. Sebuah fobia (dari bahasa Yunani : φόβος, Phobos, yang berarti "rasa takut" atau "takut mengerikan") adalah irasional, intens dan terus-menerus takut kegiatan situasi tertentu, benda, binatang, atau orang. Ketika ketakutan di luar itu kontrol satu, dan jika yang dikhawatirkan adalah mengganggu kehidupan sehari-hari, maka diagnosis di bawah salah satu gangguan kecemasan dapat dibuat. Hal ini disebabkan oleh apa yang disebut, stimulus netral, tidak berkondisikan, dan dikondisikan, yang memicu respon. Fobia dikenal sebagai respons emosional belajar karena pengalaman hidup sulit. Fobia umumnya terjadi ketika rasa takut dihasilkan oleh situasi yang mengancam ditransmisikan ke situasi yang serupa lainnya, sementara ketakutan asli sering ditekan atau dilupakan.

Fobia terkait dengan amigdala , area otak yang terletak di belakang kelenjar pituitary dalam sistem limbik. Amigdala dapat memicu sekresi dari hormon yang mempengaruhi ketakutan dan agresi. Ketika respon takut atau agresi dimulai, amigdala dapat memicu pelepasan hormon ke dalam tubuh untuk menempatkan tubuh manusia menjadi “pusat" siaga, di mana mereka siap untuk bergerak, berlari, berkelahi, dll. Pusat “siaga”dan respon umumnya disebut dalam psikologi sebagai respon fight or flight.

Kriteria DSM-IV-TR untuk fobia:
o   Ketakutan yang berlebihan, tidak beralasan, dan menetap yang dipicu oleh objek atau situasi.
o   Keterpaparan dengan pemicu menyebabkan kecemasan intens
o   Orang tersebut menyadari bahwa ketakutannya tidak realistis
o   Objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan kecemasan intens


Ada tiga tipe phobia :
a.       Phobia Spesifik
     Phobia spesifik merupakan suatu ketakutan berlebihan yang disebabkan oleh keberadaan atau antisipasi dari objek atau situasi yang spesifik. Biasanya kebanyakan dari ketakutan ini adalah ketakutan terhadap binatang, ketinggian, tempat tertutup, perjalanan udara, darah, maupun suntik. Kebanyakan phobia ini dialami oleh wanita, dan kebanyakan dimulai saat masa kanak – kanak awal (Marks & Gelder, 1967). Spesifikasi phobia bukanlah kategori yang homogeny, namun Ost. (1987) menemukan ada perbedaan umur di antara empat kelompok phobia yang kebanyakan diderita, yaitu phobia binatang ada di sekitar usia tujuh tahun, phobia darah ditemukan pada usia sembilan tahu, phobia dokter gigi ditemukan pada usia dua belas tahun, dan claustrophobia (takut tempat sempit dan tertutup) ditemukan pada usia sekitar dua puluh tahun.

b.       AgoraPhobia
     Agoraphobia secara umum dapat didefinisikan sebagai ketakutan meninggalkan “rumah” atau area “aman” yang familiar dan mungkin akan diikuti dengan kepanikan. Penderita takut berada di tengah tempat umum dan tidak mampu untuk melarikan diri atau mencari bantuan. Mereka takut berbelanja, masuk dalam keramaian, ataupun berpergian. Phobia ini kebanyakan diderita oleh wanita. Gejalanya diikuti rasa tegang, pusing, tertetekan, merenung, marah, dan terutama depresi. Dalam sebuah studi (Buglass et al.,1977), ditemukan bahwa 93% sampel agrophobia juga dilaporkan menderita ketakutan akan ketinggian dan takut tempat sempit saperti stasiun dan elevator. Namun agrophobia dapat meninggalkan rumah dengan aman apabila mereka ditemani oleh orang yang dipercaya.
c.      Social Phobia
    Merupakan ketakutan yang melibatkan orang lain atau situasi sosial seperti kecemasan kinerja atau kekhawatiran dan malu pada pengawasan orang lain, seperti makan di depan umum.  Biasanya penderitanya berusaha menghindari situasi serupa, dimana ia merasa akan menunjukkan kecemasan atau bertingkah memalukan. Berpidato atau tampil di depan publik, menggunakan sarana umum, atau aktivitas serupa dapat menyebabkan kecemasan yang sangat. Phobia ini sama banyak dialami baik oleh wanita maupun laki – laki. Biasanya berhubungan dengan kecemasan, phobia spesifik, kepanikan, dan kepribadian kompulsif (Turner et al., 1990). Seperti yang telah diduga penderitanya rata – rata adalah orang yang menginjak masa dewasa, dimana kesadaran sosial dan hubungan dengan orang lain telah menjadi bagian dari hidup. Mengatasi fobia sosial akan sangat sulit bila tanpa bantuan terapi atau dukungan kelompok. Social Phobia dibagi lagi menjadi:
-          Phobia sosial umum, yaitu gangguan kecemasan sosial atau gangguan sosial

-          Phobia sosial spesifik, yaitu kecemasan sosial yang hanya dipicu oleh situasi tertentu. Gejala-gejalanya dapat diperluas ke manifestasi psikosomatik masalah fisik. penderita paruresis akan sulit atau tidak mungkin untuk buang air kecil di tempat umum.
 

DAFTAR PUSTAKA
Davidson, G.C. & Neale, J.M. 1994. Abnormal Psychology. New York: John Wiley & Sons, Inc
 

Comments