Indonesia The Pacific Ring Of Fire
Indonesia merupakan
kawasan yang rawan bencana alam. Selama ini, penanggulangan bencana di
Indonesia kurang melibatkan masyarakat secara aktif. Masyarakat seringkali
diperlakukan sebagai penerima bantuan pasif yang tidak dapat berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan penanggulangan bencana. Banyaknya korban jiwa
maupun harta benda dalam peristiwa bencana yang selama ini terjadi, lebih
sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman pemerintah dan masyarakat
terhadap potensi kerentanan bencana serta upaya mitigasinya (Pristanto, 2010). Kesadaran
dapat terbentuk dari pengalaman tetapi masyarakat kurang merespon pengalaman
ini sebagai pengetahuan sehingga pemahaman masyarakat tentang mitigasi bencana
masih kurang. Penanganan bencana di daerah lebih banyak bersifat responsive (bertindak
ketika bencana telah terjadi), belum sepenuhnya preventif (antisipasi
pengurangan resiko sebelum bencana terjadi). Indonesia sendiri merupakan
wilayah yang paling rawan terhadap bencana di kawasan Asia Tenggara. Hal ini
terkait dengan kondisi geografis yang memungkinkan terjadinya bencana. Indonesia
berada di posisi silang antara lempeng Eurasia, Australia, dan Pasifik serta
serangkaian gunung api yang berjajar sepanjang Sumatera hingga Nusa Tenggara,
Maluku, dan Sulawesi Utara menjadikan negara kita disebut sebagai “ring
of fire”.
Upaya penanggulangan
bencana yang efektif adalah dilakukan sejak dari prabencana. Salah satunya perlu
adanya sosialisasi mengenai mitigasi bencana sejak dini. Mitigasi bencana itu
sendiri adalah segala macam upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana. Mencakup perencanaan dan pelaksanaan
tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko dampak dari suatu bencana sebelum
bencana itu terjadi. Termasuk kesiapan dan tindakan pengurangan resiko jangka
panjang, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko terhadap
bencana. Rangkaian bencana yang melanda Indonesia beberapa waktu ini mengembangkan
kesadaran mengenai kerawanan dan kerentanan masyarakat. Sehingga sikap reaktif
dirasa tidak lagi memadai. Butuh sikap baru yang proaktif, menyeluruh, dan
mendasar dalam menyikapi bencana. Penanggulangan bencana yang efektif sangat
bergantung pada kemampuan masyarakat itu sendiri. Sehingga memunculkan konsep
penanggulangan bencana berbasis masyarakat, yaitu upaya yang dilakukan oleh
masyarakat secara terorganisir baik sebelum, saat, dan sesudah bencana dengan
menggunakan sumber daya yang mereka miliki semaksimal mungkin guna mencegah,
mengurangi, menghindari, dan memulihkan diri dari dampak bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Pristanto,
Aditya. (2010). Bencana dan Penanggulangannya Dari Aspek Sosiologis. Jurnal Dialog
Penanggulangan Bencana Volume 1 No. 1.
Comments
Post a Comment